⭐ Proyek DAK Swakelola SDN 20 Manyampa Tidak Transparan Diduga Bermasalah

Bulukumba, Sulawesi Selatan⚡Binkari – Pembangunan sarana prasarana pendidikan, pembangunan ruang kelas untuk sekolah dasar yang anggarannya diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Rehabilitasi ruang kelas SDN 20 Manyampa, Kecamatan Ujungloe, Kab. Bulukumba.
(4 Ruang kelas) (Pembagunan Ruangan UKS 1), dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) swakelola sebesar Rp. 642.329.000, sesuai dengan papan transparansi kegiatan. Namun pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ruang kelas tersebut diduga menyalahi aturan yang tertuang dalam Permendikbud tentang DAK fisik.
Kegiatan yang seharusnya dilakukan secara swakelola, namun dari hasil pantauan tim media Binkari, tidak sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan swakelola, kuat dugaan sekolah ini diduga melakukan mix bahan material antara bahan yang SNI dengan bahan yang tidak standar. Karena Ibu Kepsek hengan memperlihatkan RAB, dengan alasan ada di rumah namun kenyataannya RAB tidak ada di tangan kepsek.
Lebih parahnya lagi, kegiatan rehabilitasi sekolah yang seharusnya dilaksanakan secara swakelola ternyata dipihak-ketigakan (diborongkan), seperti penuturan kepala tukang yang di temui oleh tim media Binkari.
“Saya dari Kab. Bantaeng di tunjuk oleh pemilik proyek. Inisial (AI), sudah puluhan tahun kerja sama (AI), setiap ada proyeknya dimana-mana saya yang kerjakan. Bulukumba, Bantaeng, Makassar, saya yang di kasih sebagai penanggung jawab pekerjaan,” Tuturnya, Dahlan.
Melihat pengunaan material kuat dugaan, sengaja pelaksana kegiatan di sekolah ini melakukan mix bahan material, namun yang lebih parah dari hasil pantauwan kami di papan informasi yang sangat valid dan bisa dipertanggung jawabkan adalah kegiatan pelaksanaan ini telah dipihak-ketigakan (diborongkan).
Informasinya ada rekaman pernyataan dari sumber yang bisa dipertanggung jawabkan, bahwa pelaksanaan rehab di SDN 20 tersebut dikerjakan oleh pihak ketiga pemborong.
Kepsek yang saat itu awalnya menghindar, karena melihat kedatangan kami di lokasi.
“Pengunaan material pasir dari padalloang besinya sesuai RAB merk SNI mengunakan besi 10 dan besi 6 semen tonasa. Ketua pengawasan sudah pernah berkunjung tapi saya tidak tau orang mana, bukan orang dinas. Karena di kampung ini tidak ada tukang, yang murah upah nya saya minta tolong dengan kenalan untuk datang bekerja disini, pembentukan tim pekerja di rancang dalam waktu dua bulan,” ungkapnya.
Lanjut Kepsek, Tidak di pihak ke tigakan seandainya di pihak ke tigakan mengapa kepsek harus capek-capek seperti ini
saya di dinas sekarang RAB ada sama bendahara inisial (KB), karena kebetulan LPJ akan di susun untuk tahap satu, dana pekerjaan tersebut tidak di belanja secara tunai tapi NON TUNAI.
“Sekolah kelaborasi dengan dinas pendidikan, kolaborasi menyelesaikan pekerjaan,” jelas, Kepsek.
Abdul Rauf