⭐ Diduga Oknum Karyawan Kredit Plus Cabang Ternate Melakukan Penipuan
TERNATE, Maluku Utara⚡Binkari – Oknum Karyawan kredit plus alamat tapak 2 kota Ternate provinsi Maluku Utara diduga melakukan penipuan terhadap nasabah atas nama (NA).
Dari tahun 2018 (NA) mengajukan kredit hp selama 7 bulan, 3 bulan awal korban (NA) tidak menyetor cicilan, akhirnya handphone ditarik oleh kolektor atas arahan salah satu karyawan bernama Asni Abdurasid.
Namun karyawan sebagai kolektor tersebut tidak menyerahkan handphone ke kantor ia bekerja (kredit plus), malahan diduga di gelapkan, menurut korban saat diwawancarai media ini (Binkari), Senin, 6 Maret 2023.
“Tahun 2018 saya pernah kredit telepon seluler di kredit plus, nggak bisa menyicil selama 3 bulan awal, akhirnya hp ditarik oleh kolektor. Ternyata hp itu tidak diserahkan ke kantor ia bekerja (kredit plus), diduga digelapkan.” Ungkap korban.
Harga kredit hp sekitar 3 juta rupiah, pihak kredit plus menyatakan denda kepada korban sebesar 10 juta rupiah sehingga korban tidak bisa mengajukan kredit ke bank atau pinjaman lain karena korban di paksa harus membayar denda 10 juta.
“Saya nggak bisa lagi mengajukan pinjaman ke bank karena nama masih dianggap ada kredit di kredit plus.” Kesal korban.
Rencananya korban akan di dampingi Korwil Lembaga Pengawas Penyelenggara Trias Politika Republik Indonesia (LP2TRI) provinsi Malut Muksin Minggu, melaporkan hal ini ke Aparat Penegak Hukum (APH) polres kota Ternate atau polda agar dapat mengusut kasus dugaan penipuan yang di lakukan oleh salah satu karyawan kredit plus itu.
“Kami LP2TRI akan mendampingi korban ke polres atau polda, karena dinilai sangat merugikan korban, ini sudah masuk penggelapan dan penipuan yang di lakukan oleh oknum karyawan kredit plus.” Tegas Muksin Minggu yang getol menyuarahkan keadilan di wilayah Maluku Utara.
Karyawan kredit plus saudara Asni Abdurasid yang juga akan di laporkan ke APH, saat ditemui di kantornya oleh media Bintang Bhayangkara Indonesia disingkat Binkari, ia beralasan kolektor tersebut sudah tidak tau keberadaannya dimana.
Malah Asni sepertinya berbelit-belit, melempar tanggungjawabnya, yaitu menyuruh korban untuk menghubungi kredit plus pusat.
Meskipun demikian korban tetap menghubungi kantor pusat kredit plus, tapi tak pernah direspon sampai saat ini.
Selanjutnya, demi keseimbangan berita, awak media Binkari telah menghubungi kantor pusat via telepon dan chat WA tapi tidak pernah ditangapi.
(Muksin)